Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj: NU Tidak Berpolitik Praktis
Tegal. Radardesa.com.
Ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj Senen (25/6)
menyampaikan pres realase terkait pelaksanaan Pilkada yang bakal digelar besok
Rabu (27/6). Menurutnya Pilkada serentak merupakan hajat politik yang besar dan
penting untuk kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bukan saja berlangsung
merata di Indonesia, tetapi juga dimaknai sebagai persiapan politik menghadapi
Pemilu 2019 tahun depan.
Berkaitan dengan Pilkada dan
pemungutan suara tanggal 27 Juni 2018 yang berlangsung di 171 daerah, Nahdlatul
Ulama perlu menegaskan bahwa Bangsa Indonesia, terutama warga Nahdlatul Ulama
adalah bangsa yang berbudaya, berakhlaq, ramah dan santun sehingga dapat
menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain. Untuk itu PBNU perlu menyampaikan
pesan moral sebagai berikut:
Pertama, Nahdlatul Ulama merupakan organsiasi sosial keagamaan yang berpegang teguh pada Khittah-1926, yakni tidak berpolitik praktis karena bukan bukan organisasi politik. Politik bagi NU adalah politik moral demi kebaikan masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan. Sehingga, dalam pemilu atau pilkada, NU secara organisasi tidak dapat mendukung calon tertentu.
Kedua, Nahdlatul Ulama mempercayakan pelaksanaan pilkada kepada penyelenggara (KPU, BAWASLU dan DKPP) agar dapat melaksanakan pilkada dengan profesional, mandiri, netral dan dapat melayani seluruh kepentingan sebaik-baiknya, baik kepada masyarakat pemilih maupun kepada semua calon tanpa terkecuali.
Pertama, Nahdlatul Ulama merupakan organsiasi sosial keagamaan yang berpegang teguh pada Khittah-1926, yakni tidak berpolitik praktis karena bukan bukan organisasi politik. Politik bagi NU adalah politik moral demi kebaikan masyarakat, bangsa, negara dan kemanusiaan. Sehingga, dalam pemilu atau pilkada, NU secara organisasi tidak dapat mendukung calon tertentu.
Kedua, Nahdlatul Ulama mempercayakan pelaksanaan pilkada kepada penyelenggara (KPU, BAWASLU dan DKPP) agar dapat melaksanakan pilkada dengan profesional, mandiri, netral dan dapat melayani seluruh kepentingan sebaik-baiknya, baik kepada masyarakat pemilih maupun kepada semua calon tanpa terkecuali.
Ketiga, Nahdatul Ulama menghimbau
kepada warga negara yang memiliki hak pilih agar menggunakan hak pilih secara
bertanggung jawab dengan memegang prinsip bebas, jujur, adil, rahasia dan
bermartabat untuk menentukan calon pemimpin daerah yang diyakini memiliki
kompetensi dan akhlak yang baik, seperti kejujuran dan kemauan untuk membangun
kemaslahatan masyarakat di daerah masing-masing.
Keempat, kepada pada calon kepala
daerah dan wakilnya untuk dapat bersaing secara sehat, jujur, fair, taat hukum,
mengedepankan akhlakul karimah, dan menerima hasil pilkada secara bertanggung
jawab. Kepada pihak-pihak yang pada akhirnya memiliki ketidakpuasan atas
berbagai sebab dalam pelaksanaan pilkada ini agar menyerahkan kepada mekanisme
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kelima, Nahdlatul Ulama mengajak
seluruh warga negara Indonesia untuk sama-sama menjaga ketertiban, ketenangan
dan keamanan bersama, baik sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan pilkada. Dalam
konteks ini, Nahdlatul Ulama menghimbau untuk memandang perbedaan sebagai
rahmat. Perbedaan pilihan calon kepala daerah tidak boleh menjadi alasan untuk
perpecahan, apalagi saling menghasut, mengintimidasi dan memprovokasi dengan
alasan apapun. Semua pihak harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, ungkap Ketua Umum PBNU KH Said
Aqil Siroj dalam statmennya. (Dasuki)
0 Response to "Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj: NU Tidak Berpolitik Praktis"
Posting Komentar