Wawasan Kebangsaan Tangkal Radikalisme Serta Bentuk Karakter Mahasiswa
Brebes, Radardesa.com. Ratusan Mahasiswa dan Mahasiswi baru Kampus UMUS Brebes yang mengikuti PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru) dari tanggal 30 Agustus sampai dengan 1 September 2018, juga menerima pengenalan Wasbang (Wawasan Kebangsaan) dan Belbeg (Bela Negara). Jumat (31/8/18).
Pihak
UMUS melalui Dr. Robi Setiadi, S. Kom, MM (Rektor), menggandeng TNI Kodim 0713
Brebes guna memberikan materi Wasbang dan Belneg. Kasdim, Mayor Inf. Arief
Soehartono, S.Pd, menjelaskan bahwa semua warga negara Indonesia, termasuk para
pelajarnya mempunyai hak dan kewajiban melaksanakan Bela Negara dalam semua
aspek kehidupan. Dengan demikian, bela negara bukan hanya menjadi tanggung
jawab TNI dan Polri semata, tetapi merupakan tugas segenap WNI, sesuai
kemampuan dan profesinya masing-masing.
“Para
atlet Indonesia yang mengikuti Sea Games di Jakarta dan Palembang saat ini,
juga dalam rangka bela negara. Para guru, dosen, mahasiswa dan sarjana yang
bertugas dan ikut membimbing masyarakat di daerah terpencil juga melakukan bela
negara. Oleh karena itu, para mahasiswa baru perlu memahami nilai-nilai ini
melalui pendidikan formal dan informal di kampus,” paparnya.
Lebih
lanjut dijelaskan bahwa saat ini kita hidup di era globalisasi yang seolah-olah
negara tanpa batas (boardless) selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif yang memerlukan penanganan dan antisipasi dengan segala bentuk dinamikanya. Sehingga untuk menangkal berbagai ancaman dan tantangan di era ini, diperlukan wawasan kebangsaan dalam memperkuat semangat nasionalisme. Beberapa bentuk pendidikan Belneg di dalam kampus antara lain melalui Resimen Mahasiswa, Pramuka, Pecinta Alam, dll, untuk membiasakan diri belajar disiplin, kerjasama dan bertanggung jawab.
Pada
dasarnya upaya bela negara di tengah persaingan global terlepas dari wawasan
kebangsaan yang wajib dimiliki oleh setiap generasi muda, khususnya para
mahasiswa. Sebagai bangsa majemuk, kita sangat bersyukur memiliki Pancasila
sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Pancasila bukan saja mampu
mempersatukan kita, tetapi secara dinamis mampu mendayagunakan kemajemukan
sebagai sumber kekuatan bangsa.
Tekad,
merupakan komitmen kuat dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa yang tertuang
dalam proklamasi kemerdekaan serta komitmen terhadap wawasan kebangsaan yang
berintikan 4 konsensus dasar berbangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika. Semua aspek mendasar ini terakumulasi dalam pemahaman
wawasan kebangsaan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang
meliputi Cinta Tanah Air melalui perwujudan menjaga lingkungan hidup, mengenal
wilayah tanah air dan mencintai produk dalam negeri agar tumbuh rasa
nasionalisme.
Dengan
bersikap disiplin, bertanggung jawab, saling menghargai dan menghormati,
menjaga kerukunan, berjiwa gotong royong, mendahulukan kewajiban daripada hak
serta mendahulukan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi dan
kelompok. Yakin bahwa Pancasila sebagai Ideologi diwujudkan dengan bertaqwa
kepada Tuhan YME, menjalankan kewajiban agama, mempunyai kesadaran membantu
sesama, memelihara persatuan dan kesatuan, mengedepankan musyawarah untuk
mufakat guna mewujudkan keadilan sosial.
Sedangkan
sikap rela berkorban dapat ditunjukkan dengan rela menolong sesama warga,
mendahulukan kepentingan umum, bersedia menyumbang tenaga, pikiran, kemampuan,
keahlian dan materi untuk kepentingan bangsa, siap membela negara dan meyakini
bahwa pengorbanannya tidak sia-sia demi generasi selanjutnya.
Usaha
bela negara akan kelihatan berarti, apabila setiap pemuda/mahasiswa sadar bahwa
masa depan negara ada ditangannya, sehingga para pemuda/mahasiswa tidak boleh
bersikap masa bodoh dan pesimis, tetapi harus optimis dan terpanggil hati untuk
ikut peduli dan mengatasi tantangan bangsa seperti pengangguran, kemiskinan dan
kesenjangan.
Kasdim
menegaskan bahwa saat ini tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa
sudah bersifat multidimensi. Ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau
fisik semata, namun sudah berkembang multidimensi yang dapat bersumber dari
ideologi, politik, ekonomi maupun sosial budaya. “Untuk menghadapinya upaya
kita juga harus melalui berbagai aspek Ipoleksosbudhankam. Penguatan wawasan
kebangsaan dan Belneg dan pemahaman tentang Pancasila, UUD 45 dan Bhineka
Tunggal Ika, perlu untuk mahasiswa baru UMUS dalam menangkal radikalisme serta
membentuk karakter mahasiswa.” imbuhnya.
Dengan
pendekatan seperti ini, diharapkan para mahasiswa/mahasiswi tersebut menjadi
lebih senang dan gembira. Disamping itu, menggunakan bahasa-bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti, sehingga tidak terkesan “militerisasi sipil”,
sehingga menakutkan peserta khususnya kaum perempuan. Forum diskusi dan tanya jawab
sederhana guna lebih mudah meresapi dan menghayati dalam transfer ilmu dari
pemateri. (pendim0713bbs..As).
0 Response to "Wawasan Kebangsaan Tangkal Radikalisme Serta Bentuk Karakter Mahasiswa"
Posting Komentar