Hankam

Hankam

Rapat Koordinasi Monitoring dan Pelaporan Tahun 2019 serta Pembekalan kepada Pengurus dan anggota FKDM

Lebaksiu – Bertempat di aula Taman Teknologi Pertanian (TTP) Desa Kesuben Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal telah dilaksanakan rapat Koordinasi dan Pelaporan tahun 2019,pembekalan kepada pengurus serta anggota FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat )dengan tema”Bahaya Radikalisme terhadap Keutuhan NKRI”tentang keberadaan orang Asing,Aartis/Olahragawan Asing,Organisasi Asing,Tenaga kerja asing dan Deradikalisasi dalam menjaga kondusifitas daerah yang diselenggarakan oleh Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Tegal.Selasa(9/4)

Acara tersebut dihadiri oleh Sekda Kabupaten Tegal dr. Widodo Joko Mulyono, M.Kes., M.M.,Dandim 0712/Tegal Letkol Inf Richard Arnold Yeheskiel Sangari,S.E.,M.M.,(Nara Sumber),Kapolres Tegal AKBP Dwi Agus Prianto,S.I.K.,M.H.,(Nara Sumber),Kepala Kantor Imigrasi Pemalang Doni Alfisyahri,S.E.,(Nara Sumber),Plt.Ka Kesbangpolinmas Kabupaten Tegal Zaenal Arifin,S.H.,M.M,Ketua FKDM Kabupaten Tegal Tri Wiharso  serta anggota FKDM Kabupaten Tegal.

Dalam sambutannya Bupati Tegal yang diwakili oleh Sekda Kabupaten Tegal,dr. Widodo Joko Mulyono, M.Kes,.M.M mengatakan Pemerintah Kabupaten Tegal memberikan aspresiasi yang tinggi terhadap diselenggarakannya kegiatan ini, semoga dapat menambah kemampuan anggota FKDM,terutama mengidentifikasi dan mengantisipasi mencegah tangkal secara dini terhadap ancaman,tantangan,hambatan serta gangguan yang terjadi diwilayah Kabupaten Tegal.

Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) adalah wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat terhadap segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan(ATHG) baik yang datang dari dalam maupun dari luar. 

Tujuannya yaitu pengidentifikasian, menilai, menganalisis dan menyajikan informasi dalam rangka memberikan peringatan dini untuk mengatisipasi berbagai potensi ATHG didaerah untuk pendektesian.

Dengan dibentuknya FKDM diharapkan dapat tercipta ketentraman dan ketertiban masyarakat termasuk memfasilitasi terwujudnya iklim yang kondusif di wilayah kabuapaten Tegal. Untuk itu saya minta anggota yang tergabung dalam FKDM tentunya harus menunjukan kesungguhan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut menuju terwujudnya Kabupaten Tegal yang aman, tertib,nyaman dan terkendali.

Apalagi perkembangan informasi dan media sosial yang bergerak semakin pesat tak bisa dihindari. Untuk itu saya harap masyarakat bisa lebih cerdas menyikapi kabar berita yang belum tentu kebenaranya.

Sementara itu, Komandan Kodim (Dandim) 0712/Tegal Letkol Inf Richard Arnol Yeheskiel Sanggari,S.E.,M.M.,mengatakan, Awal Negara kita berdiri sudah ada pertentangan, bahwa berdirinya bangsa kita ini melalui proses dan perjuangan yang sangat panjang, dengan segala kearifan dan perjuangan maka NKRI ini berdiri, zaman saya, memperjuangkan kemerdekaan beda dengan zamannya bapak presiden Sukarno, kalau dulu musuh kita jelas, namun saat ini musuh yang kita hadapi tidak nyata.

Sudah disepakati oleh pendiri-pendiri bangsa kita, bahwa kita harus sepakat bersatu, saat ini sengaja bangsa kita ini dibuat tidak bisa fokus, karena banyak negara-negara lain yang ingin mengintervensi kita, sekarang ini tidak seperti perang dunia I maupun perang dunia II yang lebih menonjolkan kekuatan alutsista yang canggih, tetapi saat ini sudah masuk generasi keempat yaitu konteks perangnya tidak lagi menggunakan persenjataan yang canggih, tetapi sekarang ini musuh kita adalah saudara-saudara kita sendiri yaitu radikalisasi.

sekarang ini radikalisme sudah masuk ke semua lini, termasuk dikalangan akademisi, maka dari itu kita harus bersinergi untuk menjadi kekuatan yang utuh, karena radikalisme sekarang ini sudah masuk di sisi-sisi masyarakat.

Radikalisme saat ini sudah sangat parah, maka dari itu kita digerakkan untuk menangkal isu-isu radikalisme tersebut, kalau tidak, negara kita bisa hancur seperti Syiria,Indonesia saat ini masih damai karena masyarakat kita masih bisa bekerja mencari rezeki, bisa kita bayangkan apabila negara kita terjadi perang saudara, radikalisme itu sudah ada sejak nenek moyang kita dan mereka turun temurun ke anak cucu mereka sampai saat ini.

Saat ini menjelang pemilu kita harus berfikir secara jernih, mari kita sama-sama memahami dan berfikir, kita jangan mau dikotak-kotakkan, maka dari itu kita harus pegang teguh Pancasila dan UUD 1945, karena sudah beberapa kali UUD 1945 kita berusaha di amandemen, radikalisme ini harus kita waspadai karena radikalisme sudah menyentuh dielemen masyarakat, kita jangan terjebak karena radikalisme saat ini tidak bermain dengan bom ataupun penculikan.

Radikalisme saat ini merubah penampilannya yaitu sudah berpenampilan secara modern, maka kita harus cerdas, mari kita jaga NKRI kita ini sebagai kekuatan yang sangat solid.

Kapolres Tegal AKPB Dwi Agus Prianto,S.I.K.,M.H.,juga mengatakan,saat ini kita sedang menghadapi perang,namun perang yang saat ini yaitu perang mental,maka dari itu moment moment seperti ini sangat penting sekali untuk kita bersinergi demi menangkal perang mental tersebut,dulu perang kita menggunakan senjata tetapi perang saat ini menggunakan Smartphone karena saat ini kita sedang menghadapi perang Proxywar.

Perang proxywar ini saya anggap perangnya orang penakut, tetapi mereka memiliki kelebihan dibilang teknologi, perang proxywar ini yaitu perang pihak ketiga, jadi mereka menggunakan orang lain sebagai alat, contohnya yaitu peredaran narkoba dan penyebaran hoax, ini yang sekarang kita hadapi, Saat ini ada kelompok yang namanya Muslim Cyber Army (MCA), senjata mereka yaitu smartphone untuk menyebar hoax, konsep mereka yang dituju adalah tidak kestabilan bangsa, sasarannya yaitu delegasi simbol-simbol pemerintahan, contohnya seperti ada artis senior yang dipukuli sampai bonyok-bonyok, ternyata tidak, kemudian ada 7 kontainer yang ngangkut surat suara yang sudah dicoblos, ternyata juga tidak benar, inilah pola-pola mereka untuk menyerang.

Maka dari itu kita semua harus berbuat untuk menangkal hal-hal tersebut, saat ini Indonesia adalah target mereka untuk dihancurkan, mereka menginginkan Indonesia seperti Syiria, jadi saya minta kepada rekan-rekan FKDM jangan sampai kita mengikuti pepatah zaman dulu "yang waras ngalah", tetapi sekarang yang waras harus melawan aksi-aksi tersebut, maka FKDM harus peduli, saya minta tanggal 17 April 2019 rekan-rekan FKDM bisa membantu mengamankan pemilu untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam memberikan hak pilihnya untuk menentukan pemimpin bangsa ini, karena target mereka adalah pemilu yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 tersebut.

Kepala kantor imigrasi kelas II Pemalang  Doni Alfisyahri,S.E dalam sambutanya mengatakan, Imigrasi adalah gerbang utama orang asing, memonitor lalu lintas orang asing baik keluar/masuk di Indonesia. indonesia tentu dengan berbagai kepentingan dengan cara memberikan pelayanan dengan  tidak mengindahkan pada apa tujuan mereka masuk ke indonesia, maita harus jeli gerak gerik orang asing, bukan kita anti dengan turis namun harus waspada.

Penguatan fungsi pengawasan di perbatasan dan pintu masuk lainnya menjadi salah satu upaya  Imigrasi dalam pencegahan terorisme, upaya untuk meredam paham radikalisme tidak bisa dikerjakan oleh satu atau dua instansi saja, tetapi dibutuhkan sinergitas antar lembaga. Banyak kasus terjadi yaitu pedofil, penyebaran narkoba dan paham radikalisme. Pengaruh ini dibawa ke Indonesia untuk memecah belah Indonesia. Pengawasan Imigrasi dilakukan dengan administratif dan pengawasan lapangan.

Upaya lain yang dilakukan  Imigrasi yakni meningkatkan koordinasi dan membangun sinergitas dengan pemangku kepentingan lainnya seperti BNPT, Densus 88, TNI-Polri, diharapkan FKDM semakin solid dengan bekerjasama dengan kami imigrasi. Jika ada orang asing jangan hanya dilihat saja namun dimintai surat kelengkapan identitasnya.(Heripen)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rapat Koordinasi Monitoring dan Pelaporan Tahun 2019 serta Pembekalan kepada Pengurus dan anggota FKDM"

Posting Komentar