Koops Habema Membenarkan Bahwa Pangkodap VIII Soanggama Undius Kogoya Meninggal Dunia Dalam Pelarian Pasca Kontak Tembak
Timika,
23 Oktober 2025
Komando
Operasi Habema membenarkan informasi meninggalnya Undius Kogoya, Panglima Kodap
VIII Soanggama, yang dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 22 Oktober 2025.
Informasi tersebut juga diumumkan oleh pihak yang menamakan diri sebagai
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM melalui siaran pers yang menyatakan
duka nasional bagi kelompok mereka.
Meninggalnya
Undius Kogoya tidak terlepas dari upaya penindakan yang dilakukan Koops Habema,
menyusul aksi keji yang dilakukan oleh kelompok OPM Intan Jaya terhadap seorang
karyawan sipil proyek pembangunan jalan Trans Intan Jaya (Mamba–Hitadipa)
bernama Anselmus Arfin, pekerja PT Tigi Jaya Permai (TJP), pada 8 Oktober 2025.
Korban ditembak dari arah belakang hingga menembus dada kiri saat bekerja di
Kampung Ndugusiga.
Menindaklanjuti
peristiwa tersebut, Koops Habema langsung melaksanakan operasi pengejaran
terhadap pelaku penembakan guna memulihkan situasi keamanan di Kabupaten Intan
Jaya. Berdasarkan hasil penelusuran, pelaku terindikasi melarikan diri ke Kampung
Tausiga dan Kampung Soanggama.
Pada 15 Oktober 2025, Satuan Tugas
Koops Habema, berhasil membebaskan warga Kampung Soanggama dari cengkraman OPM
dan berhasil mengamankan Kampung Soanggama yang selama ini menjadi markas utama
kelompok OPM pimpinan Undius Kogoya. Sebanyak 14 anggota kelompok bersenjata
OPM di bawah komandonya telah tewas dalam kontak tembak dengan Satuan Tugas
Koops Habema. Sementara Undius Kogoya berhasil melarikan diri dari lokasi.
Hasil penelusuran intelijen
menunjukkan bahwa Undius Kogoya melarikan diri ke Kampung Jae, Distrik Wandai,
dan terisolir di wilayah tersebut. Kurangnya pasokan logistik, kondisi
masyarakat yang menolak kehadirannya, serta tekanan psikologis akibat pengejaran
yang terus berlangsung menyebabkan kondisi Undius Kogoya memburuk hingga
akhirnya meninggal dunia dalam keadaan sakit parah pada 22 Oktober 2025.
Beberapa hari kemudian, Yulius Wonda,
anak buah dekat Undius Kogoya, juga dilaporkan meninggal dunia pada 24 Oktober
2025 di lokasi yang sama.
Kehadiran Satuan Tugas Koops Habema
yang menempati Kampung Zanepa, Engganengga, Maya, Bilai, dan Agapa, telah
menutup seluruh akses keluar-masuk Undius Kogoya dari dan menuju Intan Jaya.
Dengan demikian, kelompok Kodap VIII
Soanggama kini praktis lumpuh, baik secara operasional maupun komando.
Selain itu, keberhasilan operasi juga
mempercepat pemulihan keamanan di Intan Jaya.
Kehadiran pos TNI di Kampung Titigi
dan Sugapa Lama membuat situasi semakin kondusif. Saat ini, pasokan listrik
dari PLN telah beroperasi selama 12 jam per hari, dan pembangunan jalan
Mamba–Hitadipa telah teraspal sejauh enam kilometer.
Kehadiran TNI di Kampung Soanggama
disambut positif oleh masyarakat. Kampung yang sebelumnya hidup di bawah
penindasan kelompok Undius Kogoya kini mulai pulih dari trauma.
Masyarakat yang selama ini sering
menjadi korban, mulai dari perampasan hasil kebun, hewan ternak, hingga
tindakan kekerasan dan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak-anak, kini dapat
hidup dengan aman.
Melalui Kepala Kampung Soanggama,
Bapak Marinus Lawiya, masyarakat menyampaikan permintaan agar TNI tetap berada
di kampung mereka, bahkan menyerahkan sebidang tanah untuk pembangunan pos TNI
permanen sebagai bentuk kepercayaan dan harapan akan rasa aman.
Selain Undius Kogoya, beberapa
pimpinan OPM lain juga telah tewas dalam operasi sebelumnya, di antaranya Lamek
Taplo (Pangkodap XV Ngalum Kupel) dan Jack Milian Kemong (Pangkodap III
Kalikopi).
Kematian ketiga tokoh sentral ini
semakin memperlemah struktur komando, jaringan komunikasi, dan moral pasukan
OPM di lapangan.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky
Avianto, S.I.P., M.Si. menegaskan bahwa upaya penindakan akan terus
dilaksanakan secara profesional dan terukur, dengan mengedepankan keselamatan
masyarakat sipil serta menjamin situasi keamanan yang kondusif di wilayah
pegunungan tengah Papua karena keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.
“Kami akan terus mempersempit ruang
gerak kelompok bersenjata dan memastikan situasi Papua tetap aman, damai, serta
terbebas dari aksi kekerasan,” tegas Pangkoops Habema.
Koops Habema juga mengimbau seluruh
masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh propaganda atau klaim sepihak dari
kelompok bersenjata OPM, serta terus mendukung upaya TNI dalam menjaga keamanan
dan mempercepat pembangunan di Tanah Papua.
