Hankam

Hankam

Rencana Aksi Tolak Galian Pasir di Desa Luragunglandeuh Diduga Akan Memicu Bentrokan Antar Warga



Radardesa-Kuningan,
Rencana aksi penolakan galian pasir di Desa Luragunglandeuh Kabupaten Kuningan pada Senin (09/10) besok oleh sejumlah warga desa setempat diduga akan menjadi pemicu terjadinya bentrokan antar warga serta mengundang berkembangnya konflik sosial masyarakat. Salah satu indikator tersebut muncul sesudah terjadi juga penggalangan kekuatan massa baru yang dilakukan ratusan warga yang memberikan dukungan terhadap rencana dibukanya aktifitas penambangan pasir dimaksud.

Pernyataan itu disampaikan salah seorang tokoh Warga Dusun Puhun Desa Luragunglandeuh, Aang Jabed (49) saat dikonfirmasi radardesa dikediamannya, Sabtu sore (07/10). Menurutnya, aksi turun ke jalan meskipun dikemas secara 'damai yang nanti akan dilakukan sejumlah warga yang menolak rencana penambangan pasir bisa memancing munculnya kekuatan baru yang akan menjadi tandingan dari aksi mereka."Sebagai warga yang mendukung dibukanya rencana penambangan pasir disini saya merasa rencana aksi turun ke jalan dari pihak yang menolak merupakan sebuah tantangan yang saat ini tepat harus dijawab melalui gerakan sama-sama turun ke jalan dengan kekuatan jumlah orang yang lebih banyak,"terang Jabed.

Ditegaskannya, warga Luragunglandeuh yang setuju terhadap rencana dibukanya galian pasir selama ini tidak pernah berulah. Sebab lanjut Jabed pihak masyarakat yang setuju lebih menyerahkan segala keputusan dikembalikan kepada penyelenggara pemerintahan desa yakni Kepala Desa dan BPD."Kami selama ini nampak diam karena program dibukanya rencana galian pasir biarlah ditetapkan oleh pihak berwenang di desa," katanya.

Dia menilai, serangkaian kegiatan-kegiatan serta penyampaian aspirasi dari masyarakat yang menolak rencana galian pasir yang seolah tidak pernah mau berhenti lambat laun terasa mengusik warga yang setuju."Jujur saya katakan ada kecenderungan terjadinya pemaksaan kehendak dari aksi-aksi mereka,"ketusnya.

Jabed mencontohkan, pemasangan spanduk yang bertuliskan penolakan rencana galian pasir adalah 'Harga Mati' merupakan sinyal kuat terjadinya unsur pemaksaan kehendak dari mereka."Tindakan seperti itu tentu saja dinilai oleh kami telah menghalang-halangi harapan serta keinginan warga yang setuju,"ucapnya semakin lantang.

Hal senada disampaikan juga salah seorang warga Dusun Manis, Jani. Menurutnya, ratusan lebih warga yang setuju dibukanya penambangan pasir sudah siap juga turun ke jalan untuk menyuarakan dukungan terhadap dibukanya galian pasir."Sekarang kami siap muncul ke lapangan dengan jumlah warga yang jauh lebih banyak untuk memasang perlawanan terhadap suara mereka,"katanya bersemangat.

Ditambahkannya, sudah waktunya saya beserta warga yang mendukung dibukanya rencana galian pasir unjuk gigi bahwa kami ada dan akan terus mengawal galian pasir ini sampai terwujud karena kegiatan usaha ini akan banyak memberi manfaat bagi masyarakat.

Salah seorang tokoh pemuda pada Dusun Manis lainnya, Alek yang sempat dimintai pendapatnya melalui telepon selulernya mengungkapkan secara pribadi sikapnya menyetujui  rencana adanya galian pasir yang akan berlokasi di sebelah timur pemukiman penduduk Dusun Pahing tersebut."Saya menyatakan sikap setuju terhadap rencana kegiatan galian pasir tersebut sepanjang itu dikelola dengan baik dan dampak negatifnya  bisa ditekan secara maksimal oleh pihak pengusaha,"ujarnya.

Dia dengan jujur tidak membantah dampak negatif dari beroperasinya tambang pasir pasti saja ada dan akan dirasakan Warga Luragunglandeuh terutama yang berada dekat di titik lokasi. Namun begitu Alek melihat ada banyak juga nilai keuntungan yang bisa diserap oleh warga."Harga tanah milik warga disekitar lokasi  jauh mengalami peningkatan sehingga hal itu secara nyata dirasakan manfaatnya oleh para pemilik lahan,"terang alek.

Sisi lain lanjut Alek, aktivitas penambangan pasir jelas akan membuka ruang penyerapan tenaga kerja warga tempatan. Kegiatan usaha itu menjadi sebuah lapangan kerja baru yang bisa memberi kesempatan terhadap warga Luragunglandeuh sendiri untuk mengeruk pendapatan yang bisa menopang kehidupan keluarga."Pemuda disini juga dapat diberdayakan dalam hal pengelolaan parkir yang ujungnya bisa menjadi penyumbang kontribusi bagi kegiatan-kegiatan sosial kepemudaan,"kata Alek diujung telepon.

Sehubungan itu mantan pemain sepak bola Porgal Luragunglandeuh pada era tahun 90-an ini mengharapkan agar ketika terjadi beragam pemikiran dan pendapat berbeda yang berkembang di tengah-tengah masyarakat terkait rencana penambangan pasir tersebut marilah ditempuh melalui cara-cara yang lebih elegan."Mari kita sama-sama saling menghormati dan menghargai perbedaan pendapat yang ada dan menyerahkan kebijakan ini terhadap penyelenggara pemerintahan di desa,"ajaknya.

Sementara itu, Tokoh Pemuda Desa setempat, Tasim Hidayat mengungkapkan keprihatinannya mendengar ada rencana aksi turun ke jalan dari sejumlah warga yang melakukan penolakan terhadap rencana dibukanya galian pasir."Jika rencana ini terus dilakukan berarti sudah kedua kalinya aksi penolakan dimunculkan warga yang menolak,"papar pria yang biasa disapa Bung Pitok ini.

Baginya, perbedaan pemikiran serta pendapat menjadi sebuah hal yang lumrah dan biasa dalam sebuah rencana kegiatan. Namun menurutnya, sikap mengedepankan serta menjaga kenyamanan dan kondusifitas wilayah perlu ditempatkan serta dijunjung tinggi."Kami ingin tidak ada kegiatan-kegiatan yang akhirnya mengundang kegaduhan sehingga akhirnya berujung perpecahan di masyarakat,"tegasnya.

Dia sempat mengkhawatirkan aksi penolakan yang direncanakan turun ke jalan disusupi atau ditunggangi oleh para pihak yang memiliki kepentingan tertentu."Kalau kemudian rencana aksi penolakan itu ternyata dilawan oleh warga yang setuju bisa saja menimbulkan gejolak serta kerawanan dari sisi keamanan dan ketertiban sehingga akhirnya sesama saudara sendiri terjadi benturan,"himbaunya mengingatkan.

Bung Pitok mengutarakan kemauannya kalau warga Luragunglandeuh beserta pemerintahan desa memberikan dulu kesempatan awal kepada pihak pengusaha agar aktifitas galian pasir dibuktikan dulu."Kegiatan galian pasir kita buktikan dulu operasionalnya seperti apa dan mari kita bersama-sama mengawasi dan mengawalnya,"pinta Bung Pitok.

Jika pengelolaan galian pasir nanti terbukti melenceng dan banyak keluar dari ketentuan pemerintah yang ada, saya siap menjadi garda terdepan bersama-sama warga Luragunglandeuh meminta pihak berwenang segera menghentikan aktivitas penambangan ini."Kita sama-sama buktikan dulu seberapa besar manfaat dari kegiatan usaha tersebut dan seberapa besar juga dampak negatifnya,"tegasnya.

Dibeberapa desa yang ada titik lokasi tambang pasir lanjutnya, saya lihat memberi kontribusi sangat besar bagi kelangsungan pembangunan di desanya masing-masing."Secara konkrit bisa saya tunjukan seperti berdirinya bangunan balai desa yang cukup refresentatif,  mesjid yang megah beserta fasilitas-fasilitas umum lainnya lagi,"ungkap Bung Pitok mencontohkan.

Sebelum menutup pembicaraan, Dia juga secara pedas mengkritisi lambatnya penyelenggara pemerintahan desa dalam mengambil sikap tegas dan jelas terkait persoalan ini."Jika sikap pemerintah desa dan BPD sudah jelas dari awal-awal nampaknya kemelut sekarang tidak akan melebar serta ngambang seperti ini,"pungkasnya.

Sementara itu secara terpisah, Kepala Desa Luragunglandeuh, Uga Nugraha membenarkan adanya informasi  akan dilangsungkannya aksi penolakan secara damai oleh warganya terhadap rencana penambangan pasir pada Senin (09/10) besok."Kami sudah mendapat tembusan akan adanya aksi tersebut,"ucapnya singkat.    * nacep s.



 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Rencana Aksi Tolak Galian Pasir di Desa Luragunglandeuh Diduga Akan Memicu Bentrokan Antar Warga"

Posting Komentar